Selasa, 26 Juni 2012

MATERI UNTUK KELAS XII SEM 2 dan KELAS XII SEM 1

JENIS-JENIS AKTIVA TETAP

Pengertian
Perinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud
Goodwill
Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
Cara Perolehan Aktiva Tetap
Penjualan  Aktiva Tetap
Penggunaan Aktiva Tetap
Biaya-biaya selama penggunaan Aktiva Tetap
Penyusutan Aktiva Tetap (Depreciation)
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan
Metode-metode Penyusutan (Depreciation Method)
Metode Garis Lurus (Straight Line Method)
Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

JENIS-JENIS HARTA
Harta adalah benda baik yang memiliki wujud maupun yang semu yang dimiliki oleh perusahaan. Klaim atas harta yang tidak berwujud disebut ekuitas / equities yang dapat mendatangkan manfaat di masa depan.
1. Harta Lancar / Aktiva Lancar / Current Assets
Harta lancar adalah harta yang berbentuk uang tunai maupun aktiva lainnya yang dapat ditukarkan dengan uang tunai dalam jangka satu tahun.
Contoh : piutang dagang, biaya atau beban dibayar di muka, surat berharga, kas, emas batangan, persediaan barang dagang, pendapatan yang akan diterima, dan lain sebagainya.
2. Harta Investasi / Aktiva Ivestasi / Investment Assets
Harta Investasi adalah harta yang diinvestasikan pada produk-produk investasi untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh : Reksadana, saham, obligasi, dan lain-lain.
3. Harta Tak Berwujud / Intangible Assets
Aset tak berwujud adalah harta yang tidak memiliki bentuk tetapi sah dimiliki perusahaan dan dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
Contoh : Merk dagang, hak paten, hak cipta, hak pengusahaan hutan / hph, franchise, goodwill, dan lain sebagainya.
4. Harta Tetap / Aktiva Tetap / Fixed Assets
Harta tetap adalah harta yang menunjang kegiatan operasional perusahaan yang sifatnya permanen kepemilikannya.
Contoh : Gedung, mobil, mesin, peralatan dan perlengapan kantor, dan lain-lain.
5. Harta Lainnya / Other Assets
Harta lain adalah perkiraan atau akun yang tidak dapat dikategorikan pada harta atau aset di atas baik dalam bentuk aset tetap, aset investasi, aset tak berwujud dan aset lancar.
Contoh : Mesin rusak, uang jaminan, harta yang masih dalam proses kepengurusan yang sah, dan lain-lain.
A K T I V A   T E T A P
PENGERTIAN
Aktiva Tetap dalam akuntansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode.
Aktiva Tetap adalah aktiva – kativa yang berwujud yang sifatnya relatif permanaen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal isitlah realtif permanent menunjukkan sifat di mana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif cukup lama.
 Jenis aset tidak lancar ini biasanya dibeli untuk digunakan untuk operasi dan tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.
Yang Termasuk Aktiva Tetap antara lain:
1.       properti
2.       bangunan
3.        pabrik
4.      alat-alat produksi
5.        mesin
6.      kendaraan bermotor
7.      furnitur
8.      perlengkapan kantor
9.      komputer
10.  dan lain-lain
Dari macam – macam aktiva tetap berwujud di atas untuk tujuan akutansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
  1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan, pertanian dan peternakan.
  2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bias diganti dengan aktiva yang sejenis
  3. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran – pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
  1. Pengeluran modal adalah pengeluran – pengeluran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi pengeluaran – pengeluaran.
  2. Pengeluran pendapatan adalah pengeluran – pengeluran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran – pengeluran seperti ini dicatat dalam rekening biaya
Aset tetap biasanya memperoleh keringanan dalam perlakuan pajak. Kecuali tanah atau lahan, aset tetap merupakan subyek dari depresiasi atau penyusutan.
Perinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud
Adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.
GOODWILL
Goodwill masuk ke dalam kolompok Aktiva Tetap Tak Berwujud (Intangible Asset), goodwill merupakan Aktiva Tetap Tak Berwujud yang paling tidak berwujud, dalam artian goodwill termasuk yang paling sulit diukur apalagi untuk dihitung.
 Dari sekian lama perjalanan sejarah (20 abad lebih), konsep mengenai goodwill mengalami perubahan demi perubahan. Di awal-awal, goodwill dianggap sebagai nilai lebih dari suatu perusahaan di mata customer-nya, belakangan konsep mengenai goodwill semakin berkembang, dimana banyak pelaku bisnis dan accountant menganggap bahwa goodwill merupakan hasil dari kemampuan perusahaan memperoleh laba dari investor.

Perolehan Goodwill
Dari perspektif akuntansi, goodwill hanya akan muncul pada buku apabila perusahaan membeli perusahaan lain, dimana perusahaan membayar lebih besar dari kekayaan bersih yang bisa diidentifikasi atas perusahaan yang dibelinya.

Pengukuran Goodwill
Bagaimana mengukur goodwill ? Begitu banyak metode yang dipakai dalam menentukan goodwill, dimana masing-masing metode masih mengalami pro dan kontra, yang pada akhirnya membuat goodwill sungguh menjadi materi akuntansi yang sulit untuk dipahami.
HARGA PEROLEHAN AKTIVA TETAP BERWUJUD
Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengeluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai harus dikapitalisasi.
Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasi jangka jangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti :
a.       Harga beli
b.      Komisi pembelian
c.       Bea balik nama
d.      Biaya penelitian tanah
e.       Iuran – iuran (pajak – pajak) selama tanah belum dipakai
f.       Biaya merobohkan bangunan lama
g.      Biaya perataan tanah pembersihan dan pembagian
h.      Pajak – Pajak yang jadi beban pembelian pada waktu pembelian tanah
Bangunan
Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebagai harga perolehan gedung adalah:
a.    Harga beli
b.    Biaya Perbaikan sebelum gedung itu dipakai
c.    Komisi pembelian
d.   Bea balik nama
e.    Pajak – Pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian
Mesin dan alat – alat
Yang merupakan harga perolehan meisn dan alat – alat adalah
a.    Harga beli
b.   Pajak – pajak yang menjadi beban pembeli
c.    Biaya angkut
d.   Asuransi selama dalam perjalanan
e.    Biaya pemasangan
f.    Biaya – biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin
Alat – Alat Kerja
Alat – alat kerja yang dimiliki bisa berupa alat – alat untuk mesin atau alat – alat tangan
Pattern dan dies atau Cetakan – Cetakan
Cetakan – cetakan yang dipakai untuk peroduksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan didepresiasi selam umur ekonomisnya
Perabotan dan Alat – Alat Kantor
Pembelian atau pembuatan alat – alat harus dipisahkan – pisahkan untuk fungsi – fungsi produksi, penjulaan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan pada maisng – masing fungsi tersebut.
Kendaraan
Seperti halnya perabot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda
Tempat Barang yang Dapat Dikembalikan
Adalah barang – barang yang dipakai sebagai tempat dari produk yang dijual
CARA-CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing – masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan berikut ini akan dibahas tetang harga perolehan :
Pembelian Tunai
Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku – buku dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan
Pembelian secara gabungan
Harga perolehan dari setiap aktiva yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan
Perolehan Melalui Pertukaran
Ditukar dengan Surat – surat Berharga
Ditukar dengan saham atau Obligasi perusahaan, dicatat dalam buku sebesar harga pasar saha atau obligasi yang digunakan sebagai penukar
Ditukar dengan aktiva tetap yang lain
Banyak pembelian aktiva tetap dilakukan dengan cara tukar – menukar atau sering disebut “tukar tambah”. Dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru ada dua jenis pertukaran yaitu :
a.                   Pertukaran aktiva tetap yang tidak sejenis
b.                   Pertukaran aktiva tetap yang sejenis

Pembelian angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran, maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga.
Diperoleh dari Hadiah atau Donasi
Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah atau donasi, pencatatannya bisa dilakukan menyimpang dari prinsip harga perolehan
Aktiva yang Dibuat sendiri
Perusahaan mungkin membuat sendiri aktiva tetap yang diperlukan seperti gedung, alat – alat dan perabotan. Pembuatan aktiva ini biasanya dengan tujuan untuk mengisi kapasitas atau pegawai yang masih diam
PENJUALAN AKTIVA TETAP
Pada dasarnya, tidak satupun perusahaan bermaksud dan merencanakan untuk menjual aktiva tetapnya, karena aktiva tetap dibeli dimaksudkan untuk dipergunakan selama umur ekonomisnya untuk menjaga kelangsungan usaha (entah untuk berproduksi, dijadikan tempat usaha, dijadikan peralatan kerja, dan lain sebagainya).

Akan tetapi ada kondisi-kondisi (read: reason) tertentu yang menyebabkan perusahaan menjual aktiva tetapnya, antara lain:

[-]. Karena perusahaan kekurangan supply dana, sehingga perusahaan dengan terpaksa menjual aktiva tetap-nya untuk memperoleh tambahan dana entah untuk modal kerja, atau untuk memenuhi kewajiban (bayar hutang) jangka pendek/panjang-nya.

[-]. Karena perusahaan berganti jenis product, sehingga mesin-mesin dan perlatan tertentu tidak diperlukan lagi (tidak memberi manfaat lagi). Hal ini biasanya terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang memproduksi “fast moving product”, misalnya: Perusahaan Apparel, perubahan trend mode akan membuat perusahaan tidak mempergunakan mesin untuk jenis pengerjaan bagian tertentu lagi.

[-]. Karena perusahaan berganti technology, misalnya: perusahaan menjual semua computer ber spesifikasi Pentium III, karena perusahaan akan membeli computer yang berspefisifikasi Pentium IV. Atau perusahaan menjual monitor non-flat karena akan menggunakan flat-monitor.

[-]. Karena perusahaan akan ditutup (berhenti beroperasi) karena alasan tertentu.

PENGGUNAAN AKTIVA TETAP
Pola penggunaan aktiva berpengaruh terhadap tingkat ke-aus-an aktiva, yang mana untuk mengakomodasi situasi ini biasanya dipergunakan metode penyusutan yang paling sesuai.
Bagi manajemen perhatian pada pos aset tetap dalam
neraca adalah utama karena pengadaan bentuk-bentuk aset tetap benar-benar menyerap dana perusahaan dalam jumlah yang relatif besar ke dalam ikatan jangka panjang. Jumlah aktiva tetap yang terlalu besar dan tidak produktif dapat mengurangi efisiensi dan profitabilitas.

BIAYA-BIAYA SELAMA PENGGUNAAN AKTIVA
Aktiva tetap yang dimiliki dan digunakan dalam usaha perusahaan akan memerlukan pengeluaran – pengeluaran yang tujuannya adalah agar dapat memenuhi kebutuhan perusahaan. Pengeluaran – pengeluaran tersebut dapat dikelompokan menjadi :
Reparasi dan Pemeliharaan
Biaya reparasi dapat merupakan biaya yang jumlahnya kecil jika reparasinya bisa dan jumlahnya cukup besar jika reparasinya besar. Reparasi besar biasanya terjadi selah beberapa than, sehingga dapat dikatakan bahwa manfaat reparasi seperti ini akan dirasakan dalam beberapa periode. Oleh karena itu biaya reparasi besar dikapitalisasi dan pembebanannya sebagai biaya dilakukan dalam periode – periode yang menerima manfaat
Penggantian
Adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengganti aktiva atau suatu bagian aktiva dengan unit yang baru yang tipenya sama.
Perbaikan
Adalah penggantian suatu aktiva dengan aktiva baru untuk memperoleh kegunaan yang lebih besar

Penambahan
Adalah memperbesar atau memperluas fasilitas suatu aktiva seperti penambahan ruang dalam bangunan ruang parker dan lain – lain
Penyusunan Kembali aktiva tetap
Biaya – biaya yang dikeluarkan dalam penyusunan kembali aktiva atau perubahan route produksi atau untuk mengurangi biaya produksi, jika jumlahnya cukup berarti dan manfaat penyusunan kembali itu akan dirasakan lebih dari satu periode akuntansi maka harus di kapitalisasi

MEMBERHENTIKAN AKTIVA
Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaiannya dengan cara dijual, ditukarkan, maupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan.
Asuransi Kebakaran
Perusaahan biasanya mengasuransikan harta benda terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena kebakaran. Perjanjian asuransi ini dinyatakan dalam polis. Perusahan asuransi akan mengganti kerugian dalam hal adanya kebakaran, maksimum sebesar jumlah pertanggungan yang dinyatakan dalam polis
Asuransi Bersama
Syarat asuransi bersama adalah syarat menyatakan bahwa apabila harta benda diasuransikan (dipertanggung jawabkan) dengan jumlah yanglebih rendah dari pada suatu persentase tertentu dari pasar benda tersebut pada saat terjadinya kebakaran, maka perusahan yang mempertanggungkan akan memikul kerugian karena kebakaran sebanding dengan selisih jumlah pertanggungan dengan persentase tertentu dari harga pasar harta tersebut
Jumlah kerugian yang akan diganti oleh perusahaan asuransi adalah yang paling rendah dari jumlah berikut :
  1. jumlah yang dibebankan kepada perusahaan asuransi yang dihitung dengan cara asuransi bersama
  2. jumlah pertanggungan dalam polis
  3. jumlah kerugian yang sebenarnya
Polis Gabungan
Apabila perusahaan mengasuransikan beberapa aktiva dalam satu polis, maka polis itu akan menunjukkan syarat alokasi yang dasarnya adalah harga pasar aktiva – aktiva tersebut pada saat terjadinya kebakaran
Pencatatan Asuransi Kebakaran
Apabila terjadi kebakaran atas harta yang diasuransikan maka langkah – langkah yang dilakukan untuk mengadakan pencatatan akuntansinya adalah sebagai berikut :
  1. Menyusun kembali catatan – catatan yang terbakar
  2. Menyesuaikan buku – buku agar dapat menunjukkan keadaan yang sebenarnya pada saat kejadiannya kebakaran
  3. Menentukan nilai buku aktiva yang terbakar
  4. Membebankan nilai buku aktiva yang terbakar dan biaya – biaya yant timbul pada saat kebakaran, ke rekening kerugian kebakaran
  5. Menetukan jumlah yang diterima dari perusahaan asuransi
  6. Rekening kerugian kebakaran dikredit dengan jumlah ini dan jumlah yang diterima dari penjualan aktiva yang terbakar
  7. Menutup saldo rekening kerugian ke rekening laba rugi. Saldo ini menunjukkan rugi atau laba dari kebakaran

PENYUSUTAN AKTIVA TETAP (DEPRECIATION).
Penyusutan (Depreciation) merupakan salah satu konsekwensi atas penggunaan aktiva tetap, dimana aktiva tetap akan mengalami ke-aus-an atau penurunan fungsi
Logika umum :

Penyusutan (Depreciation) merupakan cadangan yang nantinya digunakan untuk membeli aktiva baru untuk menggantikan aktiva lama yang sudah tidak produktif lagi .


Logika Akuntansi :

Penyusutan (Depreciation) adalah Harga Perolehan Aktiva Tetap yang di alokasikan ke dalam Harga Pokok Produksi atau Biaya Operasional akibat penggunaan aktiva tetap tersebut.
atau ;

Cost/Exepenses
yang diperhitungkan (dibebankan) dalam Harga Pokok produksi atau biaya operasional akibat pengunaan aktiva di dalam proses produksi dan operasional perusahaan secara umum.
Bentuk Jurnalnya :
 
                        Depreciation                                            = xxxx
                 Accumulated Depreciation                               = xxxx           
Saat pencatatan :
Biasanya dicatat (dibukukan) pada saat penutupan buku (akhir bulan, akhir kwartal, akhir tahun buku).

Besar-nya :
Dicatat sebesar nilai penyusutannya, tergantung berbagai faktor
Kecuali tanah, semua bentuk aset tetap dikenai penyusutan atau depresiasi. Artinya nilai aktiva tetap selain tanah, misalnya mobil, berkurang seiring dengan realisasi masa umur pemanfaatannya, sampai ketika masa guna itu habis, nilai aktiva mobil yang bersangkutan adalah nol. Ada beberapa metode penetapan nilai penyusutan, tetapi yang paling lazim digunakan adalah metode garis lurus (straight-line method).Beberapa usaha pertambangan di Indonesia berdasarkan peraturan kontrak karya diharuskan menerapkan metode yang lain.
         
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Biaya Penyusutan

1.      Harga Perolehan (Acquisition Cost)
Harga Perolehan adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap biaya penyusutan.
2.      Nilai Residu (Salvage Value)
Merupakan taksiran nilai atau potensi arus kas masuk apabila aktiva tersebut dijual pada saat penarikan/penghentian (retirement) aktiva. Nilai residu tidak selalu ada, ada kalanya suatu aktiva tidak memiliki nilai residu karena aktiva tersebut tidak dijual pada masa penarikannya alias di jadikan besi tua, hingga habis terkorosi. Tentu saja ini tidak dianjurkan, alangkah bagusnya jika di daur ulang.

3.      Umur Ekonomis Aktiva (Economical Life Time)

Sebagian besar, aktiva tetap memiliki 2 jenis umur, yaitu :
a.      Umur fisik :

Umur yang dikaitkan dengan kondisi fisik suatu aktiva. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fisik apabila secara fisik aktiva tersebut masih dalam kondisi baik (walaupun mungkin sudah menurun fungsinya).
b.      Umur Fungsional :
Umur yang dikaitkan dengan kontribusi aktiva tersebut dalam penggunaanya. Suatu aktiva dikatakan masih memiliki umur fungsional apabila aktiva tersebut masih memberikan kontribusi bagi perusahaan. Walaupun secara fisik suatu aktiva masih dalam kondisi sangat baik, akan tetapi belum tentu masih memiliki umur fungsional. Bisa saja aktiva tersebut tidak difungsikan lagi akibat perubahan model atas produk yang dihasilkan, kondisi ini biasanya terjadi pada aktiva mesin atau peralatan yang dipergunakan untuk membuat suatu produk. Atau aktiva tersebut sudah tidak sesuai dengan jaman (not fashionable), kondisi ini biasanya terjadi pada jenis aktiva yang bersifat dekoratif (misalnya : furniture/mebeler, hiasan dinding, dsb).

Dalam penentuan beban penyusutan, yang dijadikan bahan perhitungan adalah umur fungsional yang biasa dikenal dengan umur ekonomis.


Metode-metode Penyusutan (Depreciation Method)

Ada berbagai metode penyusutan, hanya beberapa metode saja yang biasa dipergunakan.
Berikut adalah 2 metode penyusutan yang paling banyak dipergunakan, karena paling mudah dan paling relevan dengan perlakuan akuntansi.

Metode Garis Lurus (Straight Line Method)

Metode ini menganggap aktiva tetap akan memberikan kontribusi yang merata (tanpa fluktuasi) disepanjang masa penggunaannya, sehingga aktiva tetap akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang sama dari periode ke periode hingga aktiva diarik dari penggunaannya.
Metode ini termasuk yang paling luas dipakai. Untuk penerapan “Matching Cost Principle”, metode garis lurus dipergunakan untuk menyusutkan aktiva-aktiva yang fungsionalnya tidak terpengaruh oleh besar kecilnya volume produk/jasa yang dihasilkan. Misalnya : bangunan, peralatan kantor.
Atau dengan menggunakan rate prosentase,

Contoh :

Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 1 Januari 2010 dengan harga                      Rp 10.000.000,00 ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan apabila nanti ditarik diperkirakan besi tuanya dapat dijual seharga Rp 1.000.000,00. Perusahaan menggunakan metode garis lurus.

Beban penyusutan untuk tahun 2010, dihitungan dengan cara :

Depreciation Cost
 = 12/12 x [(Rp 10.000.000,00–1.000.000,00) : 8] =         Rp 1.125.000,00
Jika aktiva tetap tersebut diperoleh pada tanggal 1 Pebruari 2010, maka dihitung dengan cara
 = 11/12 x  [(Rp 10.000.000,00–1.000.000,00) : 8] =     Rp 1.031.250,00
Jika diperoleh pada tanggal 3 Maret 2010 , maka dihitung                 
= 10/12 x [(Rp 10.000.000,00–1.000.000,00) : 8] =  Rp 937.500,00
Dan seterusnya.....

Jika tanpa nilai residu, maka variable nilai residu tidak diperhitungkan

Atas pembebanan penyusutan ini dicatat sebagai berikut :

.                Depreciation                            = Rp 1.125.000,00
                             Accumulated Depreciation                             = Rp 1.125.000,00


Jika aktiva diperoleh awal tahun, maka penyusutan selama umur ekonomisnya sebagai berikut:

Perbedaan  kedua tabel di atas :
Pada tabel pertama (dengan memperkirakan adanya salvage value), di akhir tahun ke-8, terlihat masih ada NILAI BUKU (Book Value) aktiva sebesar Rp 1.000.000,00,  INILAH YANG DISEBUT NILAI RESIDU (Salvage Value) dimana jika aktiva tersebut dijual pada akhir penggunaannya nanti diperkirakan akan laku seharga Rp 1.000.000,00. Di sisi lainnya, biaya penyusutan yang dibebankan tidak sepenuhnya Rp 1.250.000,00 per tahunnya.
Pada tabel kedua (dengan tidak memperkirakan adanya salvage value), pada akhir tahun ke-8, NILAI BUKU (Book Value) benar-benar Nihil (nol), artinya : perusahaan memperkirakan aktiva tersebut tidak akan menghasilkan arus kas (tidak bisa dijual) pada akhir masa penggunaannya nanti. Di sisi lain, penyusutan dibebankan sepenuhnya Rp 1.250.000,00 setiap tahunnya.


Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Aktiva tetap dianggap akan memberikan kontribusi terbesar pada periode diawal-awal masa penggunaanya, dan akan mengalami tingkat penurunan fungsi yang semakin besar di periode berikutnya seiring dengan semakin berkurangnya umur ekonomis atas aktiva tersebut.

Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aktiva tetap yang tingkat kehausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu jenis aktiva mesin produksi.


Contoh :

Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 1 Januari 2010 dengan harga Rp 8.000.000,00 ditaksir memiliki umur ekonomis 8 tahun, dan apabila nanti ditarik diperkirakan besi tuanya dapat dijual seharga Rp 150.000,00
Cari "rate penyusutan (d%)" terlebih dahulu, perhatikan perhitungan dibawah :



Dengan menggunakan rate di atas, yaitu sebesar 39%, “Jadwal Penyusutan” menggunakan Declining Balance Method dapat dibuat, seperti dibawah :
Memperhatikan table di atas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan Metode Saldo menurun (Declining Balance Method), salvage value di akhir tahun ke delapanpun hasilnya kurang lebih sama dengan jika menggunakan Metode Garis Lurus (Straight Line Method) yaitu Rp 150,000. Hanya saja, jika kita perhatikan pada kolom “Depreciation (penyusutan) nampak bahwa dengan menggunakan metode Saldo Menurun, harga perolehan yang dialokasikan ke dalam penyusutan (dibebankan pada Harga Pokok Penjualan) dialokasikan sebagian besar pada awal-awal penggunaan aktiva tersebut. Hal ini didasari oleh konsep yang dianut oleh metode ini, dimana suatu aktiva (khusunya mesin produksi) dianggap memberikan best performance diawal-awal penggunaannya.

Jurnal pembebanan penyusutan pada methode ini sama saja dengan metode garis lurus.

Catatan :

Dimungkinkan untuk menggunakan metode yang manapun untuk jenis aktiva yang manapun, yang terpenting :

(-). Metode apapun yang dipergunakan, hendaknya diterapkan secara konsisten.
(-). Jika perusahaan mengganggap perlu melakukan perubahan atas metode penyusutan yang diterapkan, hendaknya dicantumkan dalam penjelasan atas sistem akuntansi yang dipergunakan pada laporan keuangan, disertai dengan alasannya.
============================================================

2 komentar:

  1. Pak bagaimana cara membuat jurnal dari perolehan aktiva saat terjadi pembelian

    BalasHapus